Masjid
Al-Munawwarah adalah masjid bersejarah, sampai sekarang belum ada catatan yang
dapat menjadi rujukan utama bagi berdirinya masjid ini. Namun demikian,
setidaknya, Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia (DDII) mencatat bahwa organisasi dengan format Yayasan ini didirikan
di masjid Al-Munawwarah ini. DDII didirikan pada 26 Februari 1967. Para
pendirinya adalah tokoh-tokoh Islam terkemuka di Indonesia, yang juga para
pendiri bangsa (founding fathers), seperti:
·
Mohammad Natsir (Perdana Menteri pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia),
·
Mr. Mohammad Roem (Menteri Luar Negeri RI, dan penandatangan Perjanjian Roem-Van Roejen),
·
Mr. Sjafroedin Prawiranegara (Presiden
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia pertama),
·
Prof. Dr. HM Rasjidi (Menteri Agama pertama RI, yang memimpin
Kementerian Agama),
·
Mr. Burhanuddin Harahap
(Perdana Menteri RI ke-9),
·
Prawoto Mangkusasmito (Ketua Partai
Islam Masyumi terakhir),
·
Prof. Kasman Singodimedjo (Jaksa
Agung Pertama),
·
dan banyak lagi nama yang tidak dapat kami sebutkan.
Dari
wawancara dengan tokoh-tokoh sekitar yang menyebut bahwa dirinya sebagai saksi
sejarah Al-Munawwarah. Sebelum DDII didirikan bahwa masjid ini telah menjadi
pusat kegiatan komunikasi ke seluruh tanah air. Komunikasi tersebut adalah menyebarkan luaskan
tulisan-tulisan tokoh-tokoh nasional yang kita sebutkan diatas. Tulisan-tulisan
itu diperbanyak dengan stensilan,
lalu dikirim ke seluruh tanah air. Wawancara menyebutkan dalam kuantitas yang
cukup banyak dan menyebutkan ton-tonan, tetapi tidak menyebutkan angka yang
pasti.
Sampai
akhir hayat Pak Natsir tetap mempergunakan Al-Munawwarah
sebagai Makkahnya DDII, sedangkan Manajemen Dakwah dikendalikan dari
Masjid Al-Furqan, yang terletak di Jalan Kramat Raya Nomor 45, Jakarta Pusat
(lebih dikenal dengan Kramat Raya 45). Pelatihan-pelatihan Manajemen Dakwah dan
peningkatan pemahaman keagamaan bagi para
Da’i untuk skala nasional ditempat Masjid Al-Munawwarah. Tamatan luar negeri
dan diharapkan dapat membantu lebih tajamnya komunikasi dengan berbagai pihak,
ke dalam dan luar negeri, juga ditempatkan di Masjid Al-Munawwarah.
Di
bidang Pendidikan, Masjid Al-Munawwarah juga menyajikan Pendidikan yang
terstruktur. Pendidikan Bahasa Arab, sebagai, contoh Pendidikan yang digagas
oleh Sekretaris Pribadi Pak Natsir, Mishbah Malim adalah dengan memakai buku
ajar yang dipergunakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam
dan Arab (LIPIA),
lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud Riyadh.
Para pengajarnya juga adalah tamatan dari Universitas ini. Diantaranya adalah
Ustadz Mishbah Malim sendiri dan Ustadz Bakhtiar Bakar, Lc. Selain itu, untuk
menjawab kepentingan setempat, para tamatan Bahasa Arab ini juga mendirikan
Taman Pendidikan Al-Quran untuk
tingkat Sekolah Dasar dan sampai sekarang masih berlanjut.
Kegiatan
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang tidak pernah alfa adalah kegiatan
pelaksanaan Shalat Jum’at, Kuliah Zuhur dan pelaksanaan I’tikaf setiap sepuluh
akhir Bulan Ramadhan. Yang sudah lama tidak dilaksanakan adalah Kuliyah Dhuha
pada setiap Ahad.